BAB
V
SISTEM
PEREKONOMIAN
Oleh:
M.T. Ritonga, Yoga Firdaus
5.1
Masalah Pokok Ekonomi
Kegiatan ekonomi di dalam suatu
perekonomian sangatlah kompleks. Kegiatan tersebut meliputi berbagai jenis
kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Dan kegiatan ini berkaitan dengan
pemecahan masalah-masalah ekonomi yang dihadapi oleh nasyarakat dalam suatu
perekonomian. Sementara itu, bedasarkan corqak analisis dalam ilmu ekonomi,
ahli-ahli ekonomi telah membagi berbagai permasalahan ekonomi sebagaimana
dihadapi suatu masyarakat menjadi tiga persoalan poko sebagai berikut:
a. Barang
dan jasa apa yang harus diproduksi?
b. Bagaimana
cara memproduksi barang dan jasa tersebut?
c. Untuk
siapakah barang dan jasa tersebut diproduksi?
A. Apa
yang Harus Diproduksi? (What to Produce?)
Mengingat keterbatasan sumber daya
atau faktor-faktor produksi sebagaimana telah dijelaskan diatas maka harus
ditentukan produka apa yang dihasilkan dan berapa jumlahnya. Kali ini
penentuannya bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, melainkan juga
untuk mendapatkan keuntungan maksimun. Sebagai contoh, seandainya ada tanah
tersedia, sebaiknya digunakan untuk apa tanah itu? Perkebunan kelapa sawit,
karet, industri, real estate, atau
untuk perkantoran? Begitu pula jiak banyak remaja saat ini sedang dilanda trend bermain bola basket, apakah perlu
diproduksi bola basket? Berapa pula banyaknya jumlah yang harus diproduksi
untuk remaja ini? Perlukah juga diproduksi kaos dan celana basket?
Setiap tahun suatu perekonomian
harus menentukan jenis-jenis barang dan jasa apa yang diperlukan bagi
perekonomian, dan berapa banyak jumlah produksi barang dan jasa tersebut.
B. Bagiamana
Cara Memproduksi? (How to Produce?)
Setelah diproduksi kepastian
mengenai jenis dan jumlah barang ataupun jasa yang diinginkan oleh masyarakat,
selanjutnya dirancang cara dan langkah memproduksi barang ataupun jasa yang
dimaksud. Hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan dalam berproduksi:
1. Bagaimana
mengkombinasikan sumber daya dan faktor produksi yang tersedia (sumber daya
alam, tenaga kerja, dan juga modal) sehingga diperoleh hasil maksimal yang
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat?
2. Bagaimana
mengatur biaya pengkombinasian tadi agar dapat ditekan seminimum mungkin untuk
meraih keuntungan tertentu?
3. Bagaimana
menentukan teknik produksi?
4. Manakah
yang haru lebih dominan, intensifikasi modal (lebih banyak menggunakan
mesin/peralatan) atau intensifikasi tenaga kerja (padat karya)? Cara
produksi padat karya mungkin hasilnya
kurang banyak, tetapi memberikan kesempatan kerja bagi orang banyak.
5. Bagaiaman
kestabilan harga dan nilai uang serta pengaruh ekonomi dunia?
C. Untuk
Siapa Barang dan Jasa Di distribusikan? (For Whom)
Terkait
dengan masalah untuk siapa barang dan jasa diproduksi, maka hal-hal berikut ini
perlu menjadi pertimbangan.
1. Siapa
yang akan mengkonsumsi atau membeli hasil produksi?
2. Bagaimanakah
pendistribusian hasil produksi kepada konsumen nantinya?
3. Apakah
angkatan kerja mendapat pekerjaan atau tempat mencari nafkah? Kalau tingkat
pengangguran tinggi, daya beli masyarakat akan rendah dan akan berakibat pada
terbengkalainya hasil produksi.
5.2
Pelaku-Pelaku Ekonomi
Dari berbagai permasalahan ekonomi
sebagaimana telah kita bahas di atas, maka akan muncul pihak-pihak yang akan
mencoba untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi tersebut. Pihak-pihak ini
diesbut pelaku ekonomi. Pelaku ekonomi adalah mereka, baik itu perorangan,
lembaga-lembaga, ataupun instansi-instansi pemerintahan, yang melakukan
kegiatan ekonomi, mulai dari produksi, konsumsi, maupun distribusi. Sebagaimana
telah disebutkan di atas para pelaku ekonomi dapat dikelompokkan menjadi 4
kelompok besar sebagai berikut:
A. Rumah
Tangga Konsumsi (Konsumen)
Rumah tangga konsumsi (konsumen)
adalah bagian dari masyarakat, baik sebagai perorangan, kelompok orang,
lembaga-lembaga maupun badan-badan, sebagai konsumen barang-barang dan
jasa-jasa hasil produksi. Mereka akan menawarkan faktor-faktor produksi ini
kepada rumah tangga produksi. Sebagai balas jasa terhadap penggunaaan
faktor-faktor produksi ini, rumah tangga konsumsi akan menerima kompensansi
atau pendapatan sebagai berikut:
1. Pemilik
tenaga kerja, akan memperoleh upah/gaji (wagel/salary)
baik mereka sebagai pegawai negeri sipil, ABRI, maupun sebagai buruh/karyawan.
2. Pemilik
lahan tanah, sumber alam, bangunan atau harta tetap lain yang disewakan, akan
memperoleh penghasilan berupa sewa (rent).
3. Pemilik
modal, antara lain tabungan, saham, yang diserahkan dalam proses produksi, akan
memperoleh penghasilan berupa laba usaha (profit).
Penghasilan yang diterima oleh
pemilik faktor produksi ini selanjutnya dipergunakan untuk membiayai
pengeluaran konsumsinya seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan,
kesehatan, transportasi, rekreasi, dan membayar pajak rumah tangga kepada
pemerintah, sementara sisanya ditabung (saving)
untuk berjaga-jaga dan menghadapi masa yang akan datang.
B. Rumah
Tangga Produksi (Perusahaan)
Pada kehidupan sehari-hari,
kegiatan produksi tersebut ada yang diusahakan oleh perorangan dan ada yang
diselenggarakan oleh badan usaha milik negara, swasta baik swasta nasional
maupun swasta asing besar dan kecil, dan koperasi. Mereka pun dapat menjalankan
kegiatan di lapangan usaha primer seperti mengolah kekayaan alam di sektor
pertambangan, perkebunan, pertanian dan perikanan; lapangan usaha sekunder,
meliputi lapangan usaha di sektor industri (industri sepatu, tekstil, mobil,
buku, dan sebagainya) perumahan dan bangunan, menyediakan air, listrik, dan
gas; dan lapangan usaha tersier, meliputi lapangan usaha yang menghasilkan
jasa-jasa seperti bank, asuransi, pengangkutan, dan perdagangan.
Barang-barang dan jasa-jasa ini
terud diproduksi sepanjang hari, sepanjang tahun. Lalu ke mana barang-barang
dan jasa-jasa ini didistribusikan? Terdapat 4 kelompok sebagai berikut yang
mengkonsumsi hasil produksi ini.
1. Perseorangan,
kelompok orang-orang, lembaga-lembaga atau bdan-badan, yang termasuk dalam
rumah tangga konsumsi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka.
2. Perusahaan
lain sebagai input, misalnya hasi produksi kapas digunakan sebagai input
industri pemintalan benang, dan benang sebagai input industri kecil.
3. Pemerintah
atau sektor pemerintah antara lain dalam bentuk peralatan kantor, bahan-bahan
bangunan untuk pembuatan sarana umum dan kendaraan.
4. Masyarakat
luar negeri dalam bentuk barang-barang dan jasa-jasa yang kita ekspor untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat luar negeri.
Semakin besar keuntungan yang
diperoleh dunia usaha dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa tersebut, akan
ditanamkan kembali oleh mereka dalam bentuk perluasan usaha produksi
(investasi).
C. Rumah
Tangga Negara (Pemerintah)
Pada suatu perekonomian, pemerintah
memegang peranan yang sangat penting antara lain mengatur, menstabilkan, dan
mengembangkan kegiatan ekonomi dalam masyarakat. Pemerintah dengan demikian
berkewajiban untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan menciptakan iklim yang
sehat bagi perkembangan dunia usaha baik melalui peraturan perundang-undangan,
maupun melalui berbagai kebijakan-kebijakan.
Di negara-negara yang sedang
membangun, peran pemerintah ini diharapkan menjadi pelopor yang menggerakkan
dan memajukan perekonomian nasional, khususnya di bidang-bidang prasarana
produksi yang belum dikelola oleh swasta, misalnya proyek pembangunan jalan
raya dan jembatan, usaha modernisasi pertanian dan industri, fasilitas pasar,
reboisasi, transmigrasi, dan sebagainya. Pemerintah juga berusaha memperluas
kesempatan kerja dengan mendorong investasi PMA dan PMDN, melindungi industri
dalam negeri, untuk mengembangkan perbankan dan perkreditan, dan lain-lain.
Untuk melaksanakan tugas
pemerintahan, pemerintah memerlukan faktor-faktor produksi (sumber daya) antara
lain tenaga kerja (pegawai negeri sipil, ABRI), dan barang-barang seperti
gedung, kendaraan, kertas, alat tulis, dan sebagainya. Untuk itu, setiap tahun
dikeluarkan trilyunan rupiah untuk mebiayai pengeluaran rutin dan pengeluaran
pembangunan. Untuk membiayai pengeluaran itu, pemerintah mengenakan berbagai
jenis pajak dan kepada rumah tangga da perusahaan, denda, bagi hasil yang
dipungut dari perusahaan yang mengeksplorasi dan mengekstraksi kekayaan alam
seperti pertambangan dan hasil hutan, serta keuntungan yang diperoleh dari
badan usaha milik negara (BUMN).
D. Masyarakat
Luar Negeri
Masyarakat luar negeri, sebagai
pelaku ekonomi adalah semua negara lain di luar Indonesia yang membeli
barang-barang dan jasa hasil produksi yang kita ekspor dan yang menjual
barang-barang dan jasa yang kita impor. Kegiatan perdagangan luar negeri dapat
memberikan sumbangan yang sangat penting dalam meningkatkan dan menambah
efesiensi kegiatan ekonomi suatu negara. Berikut adalah beberapa keuntungan
dari mengadakan perdagangan dengan luar negeri.
1. Perdagangan
luar negeri memungkinkan suatu negara menghasilkan berbagai barang dan jasa
melebihi kebutuhan di dalam negerinya. Hal ini dengan sendirinya akan menaikkan
tingkat kegiatan ekonomi dan tingkat pendapatan nasional. Selain keuntungan
ini, perdagangan luar negeri akan menciptakan keuntungan lain kepada suatu
negara.
2. Perdagangan
luar negeri memungkinkan negara tersebut melakukan spesialisasi dalam
menghasilkan barang-barang yang dapat dihasilkan di negara tersebut dengan
harga yang relatif lebih murah dari pada negara lain. Spesialisasi ini akan
mempertinggi efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang tersedia.
3. Satu
keuntungan penting lainnya dari perdagangan luar negeri adalah terbukanya
kesempatan kepada suatu negara untuk mengimpor barang-barang konsumsi,
barang-barang modal dan peralatan, bahan baku dan barang lain yang lebih baik
mutunya dengan harga yang relatif lebih murah.
4. Perdagangan
dengan luar negeri juga memberikan kesempatan kepada negara yang sedang
berkembang untuk memperoleh keahlian dan teknologi yang lebih baik sebagaimana
terdapat di negara-negara maju.
Harus disadari pula bahwa tidak
semua negara dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan luar negeri. Negara
sedang berkembang pada umumnya kalah bersaing dengan negara maju sehingga
keuntungan yang diperoleh dari perdangan luar negeri relatif kecil. Maka tanpa
campur tangan pemerintah, terutama dalam bentuk memberikan perlindungan
(proteksi) dan dukungan kepada industri dalam negeri untuk barang-barang yang
akan diekspor atau menggantikan barang yang diimporr, perdagangan luar negeri
dapat menjadi penghambat yang serius kepada perkembangan perekonomian negara
yang sedang berkembang.
5.3
Interaksi antar pelaku ekonomi
Agar memudahkan pembahasan
mengenai bagaimana hubungan antarpelaku
ekonomi dan untuk mengetahui bagaimana arus kegiatan ekonomi di masyarakat
tersebut berlangsung, maka dalam pembahasan ini digambarkan beberapa model
hubungan antarpelaku ekonomi, mulai dari yang paling sederhana hingga yang
paling lengkap dan kompleks sebagai berikut.
A. Model
Kegiatan Ekonomi Sederhana (Dua Sektor)
Pada model kegiatan ekonomi
sederhana, pelaku ekonomi dibagi menjadi dua kelompok besar: rumah tangga
konsumsi dan rumah tangga produksi. Para konsumen sebagaimana tergabung dalam
rumah tangga konsumsi membutuhkan barang dan jasa untuk konsumsinya sehari-hari.
Untuk mendapatkan barang dan jasa tersebut, mereka membelinya dari perusahaan
sebagaimana tergabung dalam rumah tangga produksi. Kegiatan ini melibatkan dua
proses. Pertama, arus barang dan jasa
terjadi dari perusahaan menuju konsumen. Kedua,
arus uang terjadi dari konsumen menuju perusahaan.
Di sisi lain, produsen atau
perusahaan memerlukan faktor-faktor produksi untuk menjalankan kegiatan
produksinya. Faktor-faktor produksi ini meliputi alam, tenaga kerja, modal dan skill. Perusahaan memperoleh faktor produksi
itu dari konsumen. Sebagai imbalannya, konsumen mendapatkan sewa, upah, bunga,
dan skill. Seperti pada kegiatan
sebelumnya, kegiatan ini melibatkan dua proses. Pertama, arus faktor-faktor produksi terjadi dari konsumen menuju
perusahaan. Kedua, arus uang terjadi
dari perusahaan menuju konsumen.
B. Model
Dengan Campur Tangan Pemerintah (Tiga Sektor)
Pada model ini, perekonomian
digambarkan terdiri dari tiga pelaku ekonomi: perusahaan, konsumen, pemerintah.
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan 3 arus baru dalam
kegiatan perekonomian sebagai berikut.
1. Arus
pembayaran pajak dari konsumen dan perusahaan kepada pemerintah. Arus
pembayaran pajak ini sekaligus merupakan pendapatan bagi pemerintah.
2. Arus
pengeluaran dari pemerintah (government expenditure) untuk pemakaian
barang-barang/jasa-jasa kepada perusahaan-perusahaan.
3. Arus
pembayaran dari pemerintah atas penggunaan faktor-faktor produksi kepada
konsumen.
C. Kegiatan
Ekonomi pada Kegiatan Ekonomi Terbuka (Empat Sektor)
Model ini merupakan perluasan dari
model-model sebelumnya. Perluasannya berada pada terdapatnya masyarakat luar
negeri. Dengan demikian, setiap pelaku ekonomi yang berada pada model
sebelumnya melakukan interaksi dengan masyarakat luar negeri tersebut. Sebagai
contoh, rumah tangga, selain membeli barang dan jasa dari perusahaan domestik,
mereka juga membeli barang dan jasa buatan luar negeri (impor). Sementara itu,
perusahaan domestik juga dapat membeli barang dan jasa dari luar negeri (impor)
yang mengakibatkan terjadinya pembayaran ke luar negeri. Sebaliknya, perusahaan
domestik juga dapat menjual barang dan jasanya ke luar negeri (ekspor). Dengan
demikian, perusahaan domestik akan menerima pembayaran dari luar negeri.
5.4
Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah suatu susunan
dari unsur-unsur ekonomi yang saling berhubungan dan bekerja secara
bersama-sama sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.
A. Sistem
Ekonomi Tradisional
Pada masyarakat primitif atau
tradisional, segenap aspek kehidupan dan perilaku diatur oleh tradisi. Semua
kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi dilakukan sesuai dengan kebiasaan
(tradisi) yang diwariskan oleh nenek moyang.
Pada sistem ekonomi tradisonal,
perubahan produksi dan konsumsi hampir tidak pernah ada karena masyarakat
tradisional umumnya sulit menerima pembaruan. Demikian juga dengan
pilihan-pilihan yang tersedia. Orang tidak memperhatikan ataupun mempersoalkan
apa yang harus dilakukan dan megapa hal itu harus dilakukan. Tujuan utama
mereka adalah untuk mempertahankan kebiasaan yang sudah berlangsung sejak lama.
Orang bekerja semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pokok. Sementara itu,
peningkatan standar hidup bukan menjadi tujuan utama, karena standar hidup yang
ada dianggap sudah memadai. Mereka juga tidak mempersoalkan hubungan antara
faktor-faktor produksi yang terbatas atau langka denga kebutuhan yang tidak
terbatas. Kehidupan setiap sehari-hari harus dijalankan menurut norma-norma
yang telah dutentukan dan dilakukan dari generasi ke generasi.
B. Sistem
Ekonomi Komando
Sistem ekonomi komando disebut juga
sistem ekonomi terpusat atai tersentralisasi. Pada sistem ekonomi komando
biasanya dibentuk badan perencana ekonomi pusat. Badan itu akan menentukan
jenis dan jumlah barang-barang yang harus dihasilkan oleh berbagai unit produksi
yang ada dalam negara itu.
Menurut sistem ini, pemerintah
mempunyai kekuasaan yang besar terhadap faktor-faktor produksi karena sebagian
besar modal dan alat produksi dimiliki oleh pemerintah. Seluruh kegiatan
ekonomi diatur dan dikendalikan oleh pemegang kekuasaan (pemerintah).
Pemerintah mendata kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan mengatur penggunaan
alat-alat pemuas kebutuhan, produksi, dan pendistribusiannya.
Sistem ekonomi komando memiliki
kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
1. Pemerintah
bertanggung jawab penuh terhadap perekonomian.
2. Relatif
mudah melakukan pemerataan pendapatan dan pengendalian harga.
3. Relatif
mudah menentukan dan melaksanakan produksi dan distribusi barang.
4. Pengangguran
dapat dieliminasi.
Selain
kelebihan-kelebihan tersebut, sistem ini juga memiliki beberapa kelemahan
sebagai berikut:
1. Kurang
menghargai dan memperhatikan karya cipta pribadi atau perseorangan. Setiap
orang harus menerima dan menjalankan semua keputusan yang diambil oleh
pemerintah, tanpa mempersoalkan orang itu setuju atau tidak.
2. Konsumen
tidak selalu memperoleh barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan.
Pemerintah memutuskan apa yang harus diproduksi, dan ini belum tentu sama
dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat.
3. Pemerintah
pada praktiknya mengalami kesulitan untuk menghitung semua kebutuhan masyarakat
dan besarnya biaya kegiatan produksi secara terpusat, karena keseluruhan
masalah perekonomian sebenarnya sangat kompleks.
C. Sistem
Ekonomi Pasar
Salah satu pemikiran Adam Smith
dalam buku “An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations”. atau dengan ringkas, “The Wealth of Nations” adalah sebagai
berikut.
“Kemakmuran bangsa akan terjamin jika setiap
orang diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri apa, berapa, di mana, dan
bagaimana melakukan kegiatan ekonomi”.
Pokok pemikiran Adam Smith di atas
dianggap sebagai pokok pangkal kemunculan sistem ekonomi pasaar, atau biasa
disebut juga sebagai perekonomian kapitalis.
Kelebihan dari sistem ekonomi
kapitalis ini adalah sebagai berikut:
1. Kebebasan
memilih alat-alat produksi dan modal
2. Kebebasan
berusaha, memilih pekerjaan, dan menentukan konsumsi
3. Terdapat
persaingan diantara pengusaha.
Di
samping beberapa kelebihan di atas, pada sistem ekonomi pasar juga terdapat
beberapa kelemahan atau kekurangan sebagai berikut:
1. Terjadinya
persaingan yang tidak sehat
2. Timbul
distribusi pendapatan dan kekayaan yang sangat tidak merata
3. Timbul
eksternalitas atau dampak imbasan.
D. Sistem
Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah
suatu sistem organisasi ekonomi yang ditandai dengan keikutsertaan pemerintah
dalam penentuan cara-cara mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi
masyarakat. Akan tetapi, campur tangan tersebut tidak sampai menghaspuskan sama
sekali kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pihak swasta yang berjalan
menurut prinsip-prinsip kegiatan ekonomi dalam perekonomian pasar. Melalui
intervensi atau campur tangan pemerintah, kegiatan produksi nasional diharapkan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, faktor-faktor produksi dapat digunakan
dengan efesien dan pada tempatnya, distribusi pendapatan menjadi lebih merata,
dan perkembangan ekonomi yang mantap di masa depan dapat tercipta.
Sejauh ini dapat kita simpulkan
bahwa sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan konsep antara sistem ekonomi
pasar dengan sistem ekonomi komando, di mana kelemahan-kelemahan yang ada dari
kedua sistem itu dicoba untuk dieliminasi pada sistem ekonomi ini.
bank ekonomi
berita ekonomi
ekonomi islam
ekonomi makro
ekonomi mikro
ekonomi syariah
ilmu ekonomi
masalah ekonomi
pengertian ekonomi
Sistem Perekonomian di Indonesia