Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Menurut Alam S

BAB II
ILMU EKONOMI
Oleh : Alam S



2.1 Pembagian Ilmu Ekonomi Berdasarkan Ruang Lingkupnya

A. Ekonomi Mikro

Berdasarkan pola dan ruang lingkup pembahasannya, ekonomi mikro dapat didefenisikan sebagai suatu bidang dalam ilmu ekonomi yang menganalisis bagian-bagian kecil dari seluruh kegiatan perekonomian. Dalam ekonomi mikro dibahas aspek-aspek sebagai berikut:
  1. Bagaimana dan mengapa pelaku ekonomi membuat keputusan ekonomi?
  2. Perilaku dan interaksi produsen dan konsumen?
  3. Sifat-sifat dan karakter produsen dan konsumen?
  4. Biaya peluang yang timbul sebagai konsekuensi pilihan yang diambil
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam ekonomi mikro adalah sebagai berikut:
Pelaku-pelaku ekonomi bertindak mengikuti keinginan pribadi (self interested behavior).
Produsen dan konsumen bertindak rasional
Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan yang mungkin didapatnya, sedang produsen berusaha memaksimumkan keuntungan yang diperolehnya.
Kelangkaan faktor-faktor produksi.


B. Ekonomi Makro

Makro berarti besar, ekonomi makro menganalisis keseluruhan dalam permasalahan kegiatan perekonomian. Analisisnya bersifat umum dan tidak membahas hal-hal yang rinci.

Ekonomi makro membahas isu-isu pokok yang selalu dihadapi suatu perekonomian. Analisisnya berusaha memberi jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian?
2. Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu tinggi?
3. Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil?
4. Mengapa pengangguran dan kenaikan harga-harga terus terjadi?

Secara ringkas masalah ekonomi makro utama yang dihadapi suatu negara adalah masalah pertumbuhan ekonomi, masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi, masalah pengangguran, masalah inflasi, serta ketimpangan neraca perdangan dan pembayaran.


2.2 Persoalan Ekonomi Nasional
A. Pertumbuhan Ekonomi


Pada tahun 1980-an, Indonesia termasuk ke dalam negara-negara yang dijuluki sebagai The Asian Miracle karena pertumbuhan ekonominya yang terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun sekitar 6%-7%. Namun, krisis ekonomi pada tahun 1997 menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan. Bahkan, pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai -13,13%.

Oleh sebab itu, pemerintah berupaya terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena dengan semakin baik pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka secara makro kondisi perekonomian Indonesia pun akan semakin membaik. Misalnya, berkurangnya angka pengangguran dan meningkatnya pendapatan masyarakat.


B. Kemiskinan
Pada tahun 2006, berdasasrkan garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat sekitar 39,05 juta jiwa Penduduk Indonesia yang masih gidup dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan tersebut adalah Rp143.455 per kapita per bulan untuk wilayah perkotaan dan Rp108.725 per kapita per bulan untuk wilayah pedesaan.

Berdasarkan uraian diatas, pemerintah berperan membuat mekanisme distribusi pendapatan yang lebih baik. Hal tersebut ditujukan agar tujuan nasional mensejahterakan bangsa dapat tercapai.


C. Pengangguran dan Inflasi
Berdasarkan laporan BPS, angka pengangguran di Indonesia terus mengalami kenaikan. Data terakhir BPS, menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2006 mencapai 10,4% dari jumlah angkatan kerja sebanyak 106,3 juta orang. Sedangkan pemerintah memperkirakan angka inflasi tahun 2006 akan berkisar 7%.

Pemerintah terus berupaya untuk menekan tingkat pengangguran dan tingkat inflasi agar tetap berada pada level yang wajar. Tingkat yang wajar maksudnya tingkat di mana dapat tercipta kestabilan ekonomi.

D. Defisit Anggaran Pemerintah dan Utang Nasioanal

Pemerintah harus merumuskan kebijakan fiskal yang lebih baik untuk pembiayaan aktivitas pembangunan, mengingat utang negara pada saat ini sudah tinggi. Hal ini menyebabkan beban negara semakin meningkat.

Adalah satu penyebab tingginya utang Indonesia, khususnya utang luar negeri adalah terjadinya defisit anggaran. Pada tahun 2007, pemerintah berencana meningkatkan defisit anggaran menjadi 1,1% dari produk domestik bruto. Defisit anggaran yang semakin besar akan menyebabkan peningkatan jumlah utang. Karena, salah satu cara untuk menutup defisit tersebut adalah dengan melakukan peminjaman.


E. Penawaran Uang, Bank, dan Keuangan Internasional

Bank Indonesia terus berupaya menciptakan stabilitas sistem moneter. Upaya tersebut mencakup pembuatan prosedur yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah bagi masyarakat yang ingin memperoleh kredit dan bagaimana menciptakan arus keuangan internasional yang baik.


F. Energi
Energi penting bagi suatu industri, baik industri nasional maupun internasional. Sebagian besar industri menggunakan minyak bumi sebagai sumber energi.
Oleh karena itu, campur tangan pemerintah diperlu kan untuk memperoleh sumber energi pengganti (substitusi) minyak bumi. Disamping itu, pemerintah dan swasta terus berupaya untuk menciptakan teknik produksi yang hemat energi.


2.3 Kebijakan-kebijakan untuk Mengatasi Masalah Ekonomi
Untuk mengatasi masalah-masalah perekonomian di Indonesia, pemerintah menerapkan beberapa kebijakan sebagai berikut:
  1. Meningkatkan investasi di Indonesia, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Dengan meningkatnya investasi diharpakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat. Selain itu, menigkatnya investasi khususnya investasi padat modal dapat dapat semakin memperluas lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.
  2. Penerapan program-program pengentasan kemiskinan, seperti Inpres Desa Tertinggal (IDT) dan program transmigrasi. Selain itu, pemerintah juga pernah melakukan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) dan Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk meringankan beban penduduk miskin.
  3. Pembangunan proyek-proyek padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja dan program pemberdayaan usaha kecil menengah (UKM) untuk mengatasi masalah pengangguran.
  4. Penerapan kebijakan moneter dan fiskal yang bersifat kontraktif untuk mengontrol jumlah uang yang beredar, sehingga tingkat inflasi berada pada level yang ditargetkan.
  5. Meningkatkan penerimaan pemerintah, seperti dari pajak dan ekspor untuk mengatasi defisit anggaran. Pemerintah juga telah melakukan percepatan pelunasan pembayaran utang kepada IMF untuk mengurangi beban utang negara.
  6. Menerapkan good corporate governance untuk sistem perbankan di Indonesia agar terciptanya sistem perbankan dan sistem moneter yang sehat dan stabil.
  7. Melakukan penelitian dan pengembangan untuk mencari sumber energi alternatif sebagai pengganti BBM. Misalnya, pengembangan bahan bakar gas dan biomassa.

Author:

Facebook Comment